Langsung ke konten utama

Program "Beas Perelek" di Desa Cingcin

Program Beas Perelek di Desa Cingcin

penarikan beras dilakukan seminggu sekali oleh pengurus RW dan tim relawan beas perelek
Red: Aditya Pamungkas
Beas perelek atau dikenal penarikan beras ke rumah-rumah warga (door to door) di wilayah RW.08 Desa Cingcin Kecamatan Soreang ini sudah berjalan 1tahun dimulai dari tahun 2020. Program ini terinspirasi bahwa bersedakah tidak mesti banyak, bisa sejumput atau uang receh sisa uang belanja. Namun, program ini menjadi suatu kebiasaan bagi warga yang ingin infaq atau sodaqoh mingguan karena relawannya selau jalan keliling perelek tiap pekan.
Penarikan beas perelek ini dilakukan seminggu sekali dilaksanakan oleh pengurus RW dan tim Relawan beas perelek mulai jam 8 pagi sampai jam 11 di sekitar wilayah RW.08 Desa Cingcin,Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Biasanya sekali penarikan beas perelek mendapat minimal 40 liter beras.

Meskipun dilakukan seminggu sekali, namun antusias dan partisipasi warga masih berjalan untuk program ini. "Saya apresiasi program ini karena disamping untuk kemandirian Desa kita, juga sebagai kepedulian bentuk sosial untuk warga," ujar Deni Kurniawan selaku ketua RT.04 RW.08 Minggu (30/5/2021). 

Peruntukan beas perelek ini untuk membantu biaya berobat anak dhuafa yang sakit, jandha dhuafa yang memang butuh untuk makan sehari-hari dan kegiatan sosial lainnya."ujarnya


Beas perelek, merupakan tradisi lama yang terlupakan, kini dihidupkan kembali di wilayah desa nya oleh Kepala Desa Cingcin H.Aceng Syuhud bersama warga nya. Tujuannya  sebagai salah satu strategi dalam pemerataan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dalam satu upaya memenuhi kebutuhan dasar warga. Manfaatnya untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam pembangunan khususnya dalam mengentaskan kemiskinan dan menyejahterakan masyarakat. Di samping itu manfaat lainnya memberi makna teladan, melatih jiwa berkorban dari hal yang paling kecil, melatih kebersamaan dan kepedulian antar sesama dan semangat gotong royong.  Namun dalam perkembangannya, akan menghadapi tantangan dan mengalami perubahan mengingat budaya lokal ini tidak lepas dari budaya global melalui inovasi ekonomi.


“ Alhamdulillah semoga program dan  tradisi ini terus berjalan dan dipertahankan” kata Kepala Desa Cingcin H.Aceng Syuhud,kepada KIM Agesty Minggu (30/5/2021).


Komentar

Postingan Populer